Roket

Apabila kalian meniup balon karet, kemudian melepaskannya, balon itu akan meluncur cepat. Udara yang keluar dari mulut balon menekan udara di sekitarnya dan menghasilkan gerakan yang berlawanan. Balon itu akan meluncur hingga udara di dalamnya keluar semua.

 Seorang ilmuwan inggris bernama Sir Issac Newton, Pada tahun 1687 membuat rumus bahwa tiap-tiap gerakan merupakan reaksi dari tekanan udara yang sama dengan yang berlawanan. Hal itu di jadikan prinsip dasar pembuatan roket.

 Akan tetapi, gerakan pesawat roket tidak hanya tergantung pada tekanan udara yang terbatas yang mampu menerbangkan ke ruang angkasa. Pesawat roket pada waktu itu digerakkan oleh mesin yang menggunakan campuran oksigen dan bahan bakar. Arus tekanan kuat yg dihasilkan kemudian menerbangkan ke atas. Dewasa ini, Indonesia telah dapat membuat roket sendiri dan sudah tiga kali di uji.

 Pesawat roket berbeda dengan pesawat terbang. Baik pesawat terbang baling-baling maupun pesawat terbang jet memerlukan oksigen dari atmosfir. Pesawat roket akan tetap meluncur dan tidak terpengaruh oleh udara disekitarnya sebab selain membawa bahan bakar sendiri , pesawat roket membawa oksigen yang diperlukan. Pesawat roket sanggup menjelajah diruang yang hampa udara di luar atmosfer. Itulah sebabnya para ilmuan membuat roket guna menempuh perjalanan antar planet. Perjalanan antar planet bumi dan bulan sudah terlaksana. Kini sedang dijajaki perjalanan antar planet bumi dan venus.

 Pesawat roket dewasa ini menggunakan bahana bakar cair, oksigen cair, dan bensin atau alkohol. Pada masa yang lalu digunakan campuran tepung mesiu sebagai bahan bakarnya. Kita kenal jenis roket yang disebut Empat Juli dan roket SOS di kapal “kapal laut pada umumnya menggunakan bahan bakar tepung mesiu.

 Penggunaan energy atom masih dalam tingkat awal. Para ilmuwab mengharapkan energy atom menjadi sumber tenaga gerak roket pada masa yang akan dating, karena pesawat roket akan merupakan kendaraan ruang angkasa setelah tahun 2000.